Apakah semua orang memerlukan Asuransi Jiwa?

3308
0
BAGIKAN

Tidak disangkal lagi bahwa Asuransi Jiwa membawa banyak manfaat. Namun demikian, tidak semua orang harus memiliki Asuransi Jiwa. Artikel ini akan mencoba menjelaskan siapa yang membutuhkan Asuransi Jiwa dan siapa yang tidak membutuhkan Asuransi Jiwa.

Siapa yang memerlukan Asuransi Jiwa

Ada dua pihak yang benar-benar memerlukan Asuransi Jiwa.

1. Memiliki tanggungan tanpa kemampuan menghasilkan income

Anda akan memerlukan Asuransi Jiwa jika keluarga Anda akan menderita ketika income yang Anda dapatkan hilang ketika Anda meninggal. Artinya, ketika Anda tidak ada maka tidak akan ada lagi income yang dibawa rumah Anda.

Jika Anda belum menikah tetapi tiap bulan Anda harus memberikan sebagian income Anda kepada orang tua Anda, maka Anda perlu melindungi income Anda.

Dengan kata lain, Anda harus melindungi income Anda dengan cara mengambil asuransi jiwa jika ada pihak yang “menangis” ketika kehilangan income tersebut.

2. Memiliki Utang

Jika Anda memiliki utang, dan keluaraga Anda tidak akan bisa membayar utang tersebut tanpa kehadiran Anda maka Anda perlu mengambil Asuransi Jiwa.

Ada kalanya keluarga memiliki utang yang belum lunas tetapi belum diasuransikan. Utang di Bank seperti Kredit Pemilikan Rumah dan Kredit Pemilikan Kendaraan Bermotor, biasanya sudah diperlengkapi dengan asuransi. Artinya, utang akan lunas ketika penghutang meninggal. Namun, ada utang pada keluarga atau teman yang belum ada asuransinya. Jika Anda memiliki utang seperti ini, Anda harus

Siapa yang tidak memerlukan Asuransi Jiwa?

Sama seperti Asuransi tidak untuk semua orang, Asuransi Jiwa memang hanya cocok untuk pihak yang membutuhkan. Ada paling tidak 4 pihak yang tidak memerlukan Asuransi Jiwa.

1. Memiliki Passive Income.

Ini artinya income yang datang di keluarga Anda tidak tergantung dengan keberadaan Anda. Apakah Anda ada atau tidak ada, income ini tetap datang. Dalam kondisi ini, Anda sebenarnya tidak perlu memiliki Asuransi Jiwa.

Kita akan kembali melihat contoh dari Pak Adi. Kasus pak Adi bisa dilihat pada “Apa yang dimaksud dengan Asuransi Jiwa”.

Keluarga pak Adi membutuhkan income 5 juta rupiah untuk bisa hidup. Jika ternyata Pak Adi memiliki bisnis yang lain yang bisa mendatangkan income tanpa kehadiran pak Adi dan jumlahnya bisa lebih dari 5 juta rupiah maka sebenarnya pak Adi tidak memerlukan Asuransi Jiwa.

life_insurance4
2. Memiliki cukup banyak Aset

Anda bisa saja sudah memilki banyak asset saat ini. Jika Anda tidak ada maka asset-aset tersebut akan sanggup menghidupi keluarga Anda. Dalam kondisi yang seperti ini Anda sebenarnya tidak memerlukan Asuransi Jiwa.

Mungkin saja aset yang Anda miliki belum sanggup memenuhi kebutuhan keluarga Anda jika Anda meninggal. Dalam kondisi ini Anda memerlukan Asuransi Jiwa. Namun, dengan berjalannya waktu asset Anda akan berkembang. Ketika aset Anda sudah bisa mencukupi kebutuhan keluarga Anda maka bisa saja Anda menutup Asuransi Jiwa Anda karena sudah tidak membutuhkannya lagi.

3. Tidak memiliki tanggungan dan utang

Anak-anak Anda semua sudah mandiri dan Anda tidak memiliki lagi utang yang belum diasuransikan. Dalam kondisi yang seperti ini Anda tidak memerlukan Asuransi Jiwa.

Atau, Anda sudah bekerja tetapi hasil income Anda hanya Anda nikmati sendiri. Anda juga tidak memiliki utang yang belum diasuransikan. Dalam kondisi seperti ini Anda juga tidak memerlukan Asuransi Jiwa.

4. Anak

Anak-anak (terutama bayi) sama sekali tidak memerlukan Asuransi Jiwa karena tidak ada kerugian finansial yang akan terjadi ketika si anak meninggal. Orang tua memang akan sedih tetapi tidak akan membawa dampak finansial pada keluarga itu.

 

TINGGALKAN KOMENTAR